Tuanku Raja Ibrahim (Tengah) |
RAJA Aceh terakhir, Sultan ‘Alaidin Muhammad Daud Syah, tahun 1904 dibuang Belanda ke Jakarta. Raja terakhir ini punya seorang anak sulung, calon Putera Mahkota Kerajaan Aceh Raya, Tuanku Raja Ibrahim. Salah satu anggota kerajaan yang masih hidup dan berdomisili di Banda Aceh adalah Tuanku Raja Yusuf dan pernah diundang khusus oleh Mahathir Muhammad (Mantan Perdana Menteri Malaysia).
Di Sengaja maupun tidak, Pemerintah Aceh seakan-akan Membutakan Mata bahkan Hati ditengah gemerlap pembangunan bumi Serambi Mekah dengan Trilyunan Uang yang dikucurkan pemerintah pusat baik dari dari dana alokasi umum, dana alokasi khusus juga dana bagi hasil dan sejumlah dana-dana yang lainnya.
Demikian juga pemerintah Propinsi Aceh yang sibuk mengalokasikan dana yang tidak kunjung bisa dihabiskan setiap akhir tahun Anggaran serta kesibukan anggota dewan membahas qanun ini dan itu tetapi….ada persoalan sejarah yang masih dimarginal baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah Aceh yang juga bangsa Aceh.
Belum
ada satupun dari lembaga pemerintah baik yudikatif maupun legislatif
yang membicara pahit getirnya hidup keturunan Sultan Aceh yang terakhir,
sangat miris dan sungguh memilukan hati.
Saat ini keturunan Tuanku Raja Ibrahim hampir tidak bisa hidup layak dan beberapa hidup dibawah garis kemiskinan bahkan memenuhi kebutuhan yang mendasar untuk sehari-hari saja sangat sulit, padahal dulu orang tua mereka berjuang demi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat aceh serta hidup diluar istana demi bangsa Aceh.
Saat ini keturunan Tuanku Raja Ibrahim hampir tidak bisa hidup layak dan beberapa hidup dibawah garis kemiskinan bahkan memenuhi kebutuhan yang mendasar untuk sehari-hari saja sangat sulit, padahal dulu orang tua mereka berjuang demi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat aceh serta hidup diluar istana demi bangsa Aceh.
Beginikah Bangsa Aceh sekarang?
dengan mudah membunuh sejarah, tidak menghargai apa itu sejarah?, kenapa
di daerah lain seperti Jogyakarta mereka bisa menghargai keraton bahkan
kesultanan masih eksis sampai sekarang dan didanai oleh pemerintah
untuk segala sesuatu keperluan dan biaya operasional kesultanan.
Jika kita melihat lebih jauh kita bisa melihat Negara tetangga kita Malaysia, Brunei dan juga lebih jauh lagi Inggris dengan Ratu Elizabetnya mereka lebih maju dan menghargai sejarah dengan mempertahankan kerajaan yang ada dan terus didukung dengan dana.
Jika kita melihat lebih jauh kita bisa melihat Negara tetangga kita Malaysia, Brunei dan juga lebih jauh lagi Inggris dengan Ratu Elizabetnya mereka lebih maju dan menghargai sejarah dengan mempertahankan kerajaan yang ada dan terus didukung dengan dana.
Beginilah
gambaran getir pahitnya hidup anak dari Tuanku Raja Ibrahim atau
cucu-cucu dari Keturunan Sultan Iskandar Muda yang sangat kita
Bangga-Banggakan selama ini :
1. Teungku Putroe Safiatuddin Nur Alam
2. Teungku Putroe Kasmi Nur Alam
3. Tuanku Raja Zainal Abidin
4. Teungku Putroe Rangganis
5. Tuanku Raja Ramaluddin
6. Teungku Putroe Sariawan
7. Tuanku Raja Mansur
8. Tuanku Raja Djohan
9. Tuanku Raja Iskandar
10. Teungku Putroe Sukmawati
11. Tuanku Raja Syamsuddin
12. Tuanku Raja Muhammad Daud
13. Tuanku Raja Yusuf
14. Tuanku Raja Sulaiman
15. Teungku Putroe Gambar Gading
16. Tuanku Raja Ishak Badruzzaman
1. Teungku Putroe Safiatuddin Nur Alam
Beliau adalah Putri sulung yang banyak
tahu tentang sejarah Tuanku Raja Ibrahim, kini berstatus seorang Janda.
Saat ini beliau tinggal bersama anak dan menantunya di Mataram, Lombok,
NTB.
Sebelumnya beliau tinggal
dirumah panggung kayu bekas yang lapuk bongkaran rumah orang lain,
ketika tsunami rumah tersebut miring dan hampir roboh. Jika hujan
perkarangan rumahnya banjir dan tergenang air, sangat sangat tidak
layak.
Tidak ada perhatian dari
pihak–pihak yang mendata untuk pembangunan rumah bantuan tsunami mau
tidak mau dia tetap tinggal dirumah tersebut dengan beberapa cucunya,
tetapi karena sakit-sakitan dan kondisi rumah yang tidak layak akhirnya
seorang anaknya mengajak tinggal bersamanya untuk sementara waktu
menunggu beliau sehat kembali. Saat ini beliau hidup dari sedikit
bantuan anak-anaknya.
2. Teungku Putroe Kasmi Nur Alam
Berstatus Janda dan telah meninggal
beberapa tahun lalu dan selama hidup tidak pernah mempunyai rumah dan
hidup bersama dirumah menantunya. Beliau orang yang sangat setia dan
sangat mudah kasihan kepada orang lain meskipun uang tidak cukup untuk
diri sendiri tetapi jika ada orang kesusahan minta tolong pasti dibantu
uang dan tenaga (mungkin ini menurun dari prilaku Sultan).
Jadi meskipun hidup bersama
anaknya beliau selalu bisa mandiri untuk memenuhi kebutuhannya seperti
ketika ada orang minta tolong memijat tanpa pernah meminta dengan tarif
tertentu. Menurut ketererangan dari kakak beliau Teungku Putroe
Shafiatuddin Cahya Nur Alam, beliaulah yang wajahnya sangat mirip dengan
wajah ayahanda beliau Tuanku Raja Ibrahim.
3. Tuanku Raja Zainal Abidin
- (tidak di ketahui)…..?
4. Teungku Putroe Rangganis
Berstatus sebagai janda sekarang
menetap di Tangse, Sejak suami beliau meninggal, beliau tinggal bersama
anak dan cucu-cucunya. Menurut keterangan cucu beliau, ketika kecil
beliau paling senang menyulam, beliau juga gemar membaca. Kehidupan
sehari-hari sebagai bertani dan bantuan biaya dari anak-anaknya.
5. Tuanku Raja Ramaluddin
Telah meninggal beberapa hari setelah
tsunami, almarhum bekerja sebagai anggota TNI bagian medis dengan
pangkat terakhir sersan. Perbuatan terpuji beliau yang terakhir karena
mengerti dengan masalah medis dengan segala kemampuannya merawat
orang-orang bangsa Aceh dalam keadaan luka saat tsunami disekitar
beliau, tetapi yang sangat mengharukan adalah beliau langsung meninggal
setelah merawat korban tsunami, karena kelelahan berhubung usia juga
yang sudah lanjut.
6. Teungku Putroe Sariawan
Berstatus sebagai janda sekarang beliau hidup dari membantu anaknya disebuah TK di Banda Aceh
7. Tuanku Raja Mansur
Beliau meninggal sebelum Tsunami,
dialah yang banyak mewarisi sifat Sultan Aceh terakhir seperti beliau
dengan susah payah mendirikan yayasan Sultan Alaidin Muhammad Daud Syah
di Kampung Jawa untuk kegiatan pengajian anak-anak yatim disekitar situ
dan memperjuangkan dana untuk renovasi rumah putih adat Aceh peninggalan
keluarga Sultan yang akhirnya direnovasi oleh pemerintah atas bantuan
Wakil Gubenur pada saat itu yaitu Bapak Azwar Abu Bakar.
Pada masa konflik karena sifat
bijaksananya beliau selalu melakukan mediasi antara GAM dan TNI POLRI
dan pemerintah secara informal. Beliau juga sering diajak pemerintah
untuk berbicara sosialisasi tentang program pemerintah di desa-desa,
serta seorang yang selalu melakukan silaturahmi antara setiap rumah
keluarga besar Sultan Aceh.
8. Tuanku Raja Djohan
Telah meninggal baru-baru ini tepatnya
pada tanggal 27 Januari 2010 karena ditabrak oleh dump truck Hercules
yang membawa material proyek daerah lameu ketika baru pulang dari
berobat dipukesmas. Almarhum adalah seorang yang tuna rungu karena
sesuatu hal pada masa kecil tapi kelebihannya dapat membaca dan sangat
disegani dikampungnya yaitu kampung langga Aceh Pidie.
Kehidupan sehari-hari beliau
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya adalah dengan bertani dan memberi
doa/rajah untuk obat padi, masyarakat desa masih yakin bahwa beliau
punya kelebihan sebagai Keturunan Tuanku. Sampai hari ini belum ada
perhatian dari pemda untuk sekedar melayat keturunan Sultan Aceh yang
meninggal, beliau meninggalkan seorang istri dan 2 anak perempuan.
9. Tuanku Raja Iskandar
- (Tidak Di Ketahui...?)
10. Teungku Putroe Sukmawati
Berstatus sebagai seorang Janda yang
hanya mengandalkan pensiun dari almarhum suaminya yang tidak seberapa
dan harus berusaha menghidupi serta menyekolahkan keempat anaknya. Saat
ini beliau tinggal di Banda Aceh, Kehidupan beliau sepeninggal suami
sangat sulit, tetapi beliau juga mewarisi sifat dari keturunan sultan
yaitu tidak pernah terlihat sedih dan selalu ramah pada setiap orang.
Sehingga walau susah setiap orang yang
datang kerumah selalu diberi minum kopi dan makan dengan tidak
memandang kasta, karena keramahan beliau orang-orang yang datang baik
itu tuna runggu, tidak waras namun ajaib yang tidak waras tersebut bisa
waras dirumahnya. Rezeki yang datang kepada beliau juga tidak terduga
dari orang-orang sekitar dan yang datang, sehingga dalam keadaan
kesusahan ada saja yang datang membantu.
11. Tuanku Raja Syamsuddin
Kehidupannya sangat memprihatinkan,
tinggal dengan istri beliau di Lhokseumawe untuk memenuhi kehidupan
sehari-hari beliau adalah dengan bertani dan membawa becak dayung dan
tidak mempunyai rumah sendiri. Tubuh beliau terlihat kurus karena
bekerja sangat keras dan sering sakit-sakitan dan saat beliau sakit
istrinya kesana kemari berusaha memenuhi kebutuhan hidup mereka tapi
mereka tidak pernah menyerah dan meminta bantuan kepada pemerintah.
12. Tuanku Raja Muhammad Daud
Beliau juga tinggal di Lhokseumawe
kehidupan beliau juga sangat sulit, untuk kehidupan sehari hanya
mengandalkan dari hasil narik becak mesin dan langganan bulanan untuk
mengantar jemput anak-anak tetangga ke sekolah tetapi beliau tidak mau
mengeluh meskipun beliau cucu dari Sultan Aceh.
13. Tuanku Raja Yusuf
Beberapa waktu yang lalu beliau di
undang oleh kerabat kesultanan Pahang malaysia, yakni Tunku Hajjah
Azizah Aminah Maimunah Iskandariah. Dalam pertemuan tersebut, ia
menyatakan bahwa beliau telah lama menjadi rakyat biasa, bahkan sejak
beliau lahir. Ia juga tidak mau mengaku-gaku sebagai keturunan sultan
demi mendapatkan kemegahan dan ketenaran.
Dalam pertemuan ini juga
dihadiri keluarga dari pihak Kerajaan Pahang lainnya dan kelurga dari
Tuanku Raja Yusuf, serta didampingi oleh Tuanku Maimun serta Tuanku
Aswan, cucu dari Teuku Hasyim Banta Muda yang pernah menjadi Wali
Nanggroe sewaktu Sultan Muhammad Daud Syah masih kecil. Beliau
satu-satunya anggota keluarga sultan yang lumayan mapan dan berstatus
sebagai pegawai negeri.
14. Tuanku Raja Sulaiman
Beliau tinggal di lampoh ranup Lamlo
Aceh Pidie, untuk kehidupan sehari beliau berjualan minyak bensin dan
oli, dengan semangat pantang menyerah beliau dengan usaha tersebut mampu
menghidupi anak dan istrinya.
15. Teungku Putroe Gambar Gading
Berstatus sebagai seorang janda tapi
beliau sudah menjadi pegawai negeri mengikuti jejak abangnya Twk. Raja
Yusuf meskipun susah payah dengan segala keterbatasan untuk mendapat
gelar sarjana dulu.
16. Tuanku Raja Ishak Badruzzaman
Beliau juga tinggal di lampoh ranup,
Lameue Lamlo Aceh Pidie karena keterbatasan dana saat menjadi mahasiswa
beliau akhir meninggalkan bangku universitas dan pergi mengaji di
pasantren.
Saat di pesantren beliau mendapat banyak ilmu agama dan juga ketrampilan, salah satunya adalah dibidang perabotan, akhirnya bidang tersebut menjadi dasar pekerjaan beliau sehingga sekarang punya tempat pembuatan perabot di Lamlo.
Saat di pesantren beliau mendapat banyak ilmu agama dan juga ketrampilan, salah satunya adalah dibidang perabotan, akhirnya bidang tersebut menjadi dasar pekerjaan beliau sehingga sekarang punya tempat pembuatan perabot di Lamlo.
Beliau selain membuka usaha
perabot juga membuka pengajian di atas sebuah balai di komplek rumahnya.
Beliau adalah putra paling bungsu dari tuanku Raja Ibrahim bin Sultan
Alaiddin Muhammad Daudsyah.
***
Ini seklumit kisah pilu para keturunan
Kesultanan Aceh Terakhir yang dilupakan jaman dan bangsa Aceh sendiri.
Sangat disayangkan keturunan Tuanku Raja Ibrahim tidak pernah dilibatkan
dan kegiatan sosial budaya dan adat istiadat Aceh masa kini, juga
dilembaga-lembaga seperti MAA (Majelis Adat Aceh) atau Lembaga Wali
Nanggroe yang akan dibentuk nantinya. Padahal kisah dan Adat Istiadat
Aceh masih bisa diketahui dari keturunan Sultan Aceh terakhir ini dan
akan menjadi asset parawisata bagi pemda di jika pemerintah Aceh bisa
menghargai mereka dan membuat suatu tempat atau wadah bagi keluarga
Sultan ini.
Masihkah Pemerintah Aceh akan
tetap BUTA akan hal ini, atau berpura-pura tidak tidak mengetahui akan
keadaan cucu keturunan Para Sultan yang telah mempertahankan Harkat dan
mengangkat Martabat Aceh di mata Dunia masa itu.
***
Sumber Referensi :
- - sultanacheh.blogspot.com
- - cutrisa.blogspot.com
- - pksaceh.net
- - sultan.acehglobal.com
Sumber:Atjeh Cyber Warrior
Saya mengenal dengan dekat Teungku Putroe Sukmawati krn beliau adalah istri dari kakek saya Teuku Abbas bin Teuku Raja Itam. Kisah hidupnya memang sangat memilukan sejak suaminya meninggal dunia. Hidup dirumah bantuan tsunami yg sempit namun terasa luas dengan canda dan tawanya setiap kali berjumpa. Semoga beliau selalu dlm lindungan Allah SWT. Amin. Salam saya Teuku Asri
BalasHapusPemerintah Aceh Hrs sgr ambil sikap & langkah yang cepat,,,,serta berdayakan Para Keturunan Raja2 Aceh yg msh hidup dan Lestarikan Peninggalan Bukti Kerajaan Aceh,,,Kerajaan Aceh Sangat terkenal pada masa dulu,,,tp itu hanya tinggal tulisan tanpa didukung oleh bukti yg kuat,,,,,Semoga Pemerintah dpt merangkul para keturunan raja tsb,,,Mereka tdk menuntut lebih dari Pemerintah tp mereka hanya butuh Kepedulian Pemerintah Aceh dlm Melestarikan Senin,Budaya dan Sejarah Kesultanan Aceh,,,,,
BalasHapusMerekalah yang seharusnya wali nanggroe
BalasHapusSaya baru tahu kalau kondisi mereka sekarang seperti ini, namun saya suka artikel ini
BalasHapusAgen IDN Poker
IDN Poker
Bandar Ceme
Mungkin ini karma yang mereka dapat, so saya suka membaca soal seperti ini
BalasHapusPoker Online Indonesia
Poker IDN Terpercaya
IDN Poker Indonesia
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus